BagusNews.Co – Jakarta – Aparatur Sipil Negara (ASN) diminta mampu beradaptasi di tengah laju perkembangan revolusi industri 4.0. Sebagai tulang punggung birokrasi pemerintahan, ASN harus dapat bekerja lebih lincah, adaptif, responsif, dan inovatif. Hal itu dapat dilakukan salah satunya melalui pemahaman terhadap transformasi teknologi, sehingga pelayanan publik dapat berjalan lebih efisien, tepat, dan cepat.
Demikian disampaikan Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana saat menjadi narasumber dalam Podcast Bikin Bangga Indonesia bertajuk “Birokrasi di Era Revolusi Industri 4.0”, Kamis (10/2/2022).
Siaran tersebut merupakan salah satu program dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Yang sangat penting ASN harus adaptif yakni terbuka terhadap perubahan yang terjadi. Terutama terhadap teknologi, di samping dituntut lincah dan responsif. Kalau dia adapatif maka ASN akan inovatif,” ujar Ari.
Dia menjelaskan, saat ini ASN hidup di zaman yang terus mengalami perubahan. Kondisi yang dinamis tersebut menuntut generasi ASN meninggalkan pola kerja lama yang terkesan monoton dan saklek, dengan mengembangkan ekosistem birokrasi baru.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan, penerapan reformasi birokrasi yang digaungkan pemerintah merupakan bagian dari respons terhadap dunia yang telah berubah. Upaya penerapan reformasi birokrasi seperti melalui penyederhanaan struktur dan penggunaan sistem digital ini perlu didukung dengan kapasitas ASN yang memadai. Terlebih penerapan sistem digital ini hendak mempercepat pelayanan dan selalu menyajikan informasi terbaru.
Tak hanya itu, Ari juga menjelaskan terkait pentingnya memperhatikan core value para ASN, termasuk bagi mereka yang masih terbilang muda. Menurutnya, membangun core value tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara.
“Core value itu tidak semerta-merta jadi etos budaya birokrasi, bisa dilakukan (melalui) berbagai cara. Bisa dengan peningkatan kapasitas dengan cara-cara baru, itu adalah bagian dari transformasi values. Dan tidak akan berguna kalau sekadar (menjadi) bahan pembelajaran, tapi harus jadi ekosistem kerja,” ujarnya.
Di lain sisi, lanjut Ari, sudah saatnya semua ASN berkolaborasi dan bersinergi dengan stakeholder terkait dalam menunjang kinerjanya. Langkah ini disebutkan Ari sebagai upaya membangun Smart ASN. Selain itu, ekosistem dalam bekerja juga harus berubah terutama ruang kerja, sehingga mampu mendorong lahirnya Smart Office.
Ari mengatakan, beberapa kementerian dan lembaga telah melakukan inovasi untuk para ASN, bahkan sebelum pandemi merebak. Upaya mereka yang paling sederhana, misalnya dengan mulai membiasakan diri memanfaatkan big data atau menyimpan data. Langkah tersebut menjadi salah satu cara untuk mewujudkan Smart Office.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kepala BPSDM Kemendagri Teguh Setyabudi mengingatkan, para ASN harus mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi dengan beradapatasi di era revolusi industri 4.0. Apabila ASN tidak adaptif dalam menghadapi perubahan tersebut, maka akan berdampak terhadap kualitas kinerjanya.(toyalisi/rls/red)