BagusNews.Co – Wakil Ketua DPRD Banten M Nawa Said Dimyati mengusulkan Sejarah Banten sebagai mata pelajaran wajib di SMA/SMK.
Usulan tersebut disampaikan politikus Demokrat kepada Pemprov Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) menjelang tahun ajaran baru 2023/2024 pada Juni mendatang.
“Saya sering tanya penggalan sejarah Kesultanan Banten kepada anak-anak remaja, dan mereka banyak yang tidak tahu. Ini bahaya kalau generasi muda Banten dibiarkan tidak kenal dengan sejarah Banten,” kata Nawa kepada wartawan, Jumat, 26 Mei 2023.
Ia melanjutkan, Pemprov Banten perlu melakukan terobosan terutama di bidang pendidikan. Jangan sampai generasi muda terancam lupa sejarah daerahnya sendiri.
“Salah satu solusinya adalah menghadirkan mata pelajaran Sejarah Banten di sekolah-sekolah, sebagai muatan lokal. Terlebih saat ini Pemprov Banten yang memiliki kewenangan mengelola SMA/SMK,” ungkapnya.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Tangerang yang akrab disapa Cak Nawa ini menambahkan, sejarah Banten merupakan pengetahuan yang penting bagi masyarakat Banten khusunya generasi muda untuk mengetahui jati diri Banten yang sebenarnya.
“Jangan sampai lupa akan sejarah, ini harus menjadi pelajaran wajib. Miris jika penerus bangsa di Banten tidak mengetahui sejarah Banten yang telah mendunia,” bebernya.
Terkait siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, Nawa juga menyarankan ada mata pelajaran sejarah masing-masing daerahnya yang menjadi pelajaran muatan lokal.
“Tapi kita dorong Pemprov Banten untuk memulai lebih dulu, bila Sejarah Banten dijadikan mata pelajaran wajib di SMA/SMK, saya yakin Pemkab/Pemkot juga akan mengikutinya,” urainya.
Nawa berharap, pelajaran Sejarah Banten bisa langsung diterapkan pada tahun ajaran baru 2023. Bila belum bisa diterapkan di semua SMA/SMK, minimal bisa dimulai tahun ini di sekolah negeri terlebih dulu.
“Tahun ajaran sekarang semoga bisa diterapkan, bagaimana generasi muda bisa mencintai daerahnya kalau tidak tahu akar sejarahnya,” pungkas Nawa. (Red/Dede)