BagusNews.Co – DPD Persatu Ahli Gizi (PERSAGI) Provinsi Banten berharap semua pihak baik pemerintah serta stakeholder yang lainnya untuk dapat bersama-sama mengajak dan membuat masyarakat Banten menjadi keluarga yang sadar gizi.
Menurutnya, terbentuknya keluarga yang sadar gizi salah satu upaya untuk mencegah stunting dan obesitas.
“Kami dari DPD Persagi Banten mengajak semua sektor baik pemerintah dan non pemerintah, semua lini untuk bekerjasama bagaimana kita bisa mencegah stunting dengan membuat masyarakat banten menjadi keluarga yang sadar gizi,” Minggu (6/2/2022).
Ia menyampaikan, seorang ibu memiliki peran yang penting, lantaran seorang ibu harus mengenal bagaimana mencegah permasalahan gizi di anggota keluarganya.
“Saya yakin dengan terbentuknya keluarga yang sadar gizi dengan upaya perbaikannya gizi, permasalahan gizi di provinsi Banten khususnya bisa terselesaikan. Dan ini tidak bisa salah satu institusi saja yang bekerja tapi ini harus semua bekerjasama dalam mewujudkan keluarga sadar gizi sehingga permasalahan gizi baik obesitas dan stunting di cegah dan tertanggulangi,” katanya.
Ia menuturkan, pada tahun 2021 angka stunting di Provinsi Banten mengalami sedikit kenaikan, lantaran adanya pandemi Covid-19. Namun tiga tahun sebelum tahun 2021 angka stunting di Provinsi Banten mengalami penurunan setiap tahunnya.
Selain itu, ia menyampaikan terjadinya stunting lantaran terdapat beberapa faktor, baik faktor secara langsung maupun secara tidak langsung. Terjadinya permasalahan gizi pada balita baik stunting maupun kekurangan gizi penyebab langsungnya karena minimnya asupan makan dan penyakit infeksi.
“Penyebab tidak langsung, karena pola asuh, kemudian faktor yang mendasar ada faktor ekonomi, ketidaktahuan keluarga menyediakan pangan yang beragam bergizi berimbang, kemudian juga akses ke pelayanan kesehatan yang rendah itu juga menjadi salah satu faktor, ketersediaan pangan, kebersihan itu menjadi faktor tidak langsung terjadinya stunting dan obesitas,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Aan Muawanah mengatakan permasalahan gizi sangat erat kaitannya dengan pangan yang di konsumsi, sehingga diperlukannya asupan pangan yang cukup untuk dapat menyelesaikan permasalahan gizi.
“Untuk itu kita terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada semua unsur lapisan masyarakat mulai dari anak sekolah, ibu-ibu PKK, masyarakat umumnya dan komunitas-komunitas lain,” ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan terdapat beberapa program yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi asupan gizi bagi keluarganya maupun masyarakat sekitar. Diantaranya melalui program pemanfaatan lahan pekarangan, yakni pekarangan pangan lestari (P2L) sehingga bagaimana dapat memanfaatkan lahan pekarangan.
Tidak hanya itu, kata Aan Muawanah, diperlukanya intervensi secara langsung kepada daerah-daerah yang terdapat penderita stunting, sehingga dapat dilakukan pencegah kepada generasi berikutnya.
“Penekanan angka stunting melalui intervensi bantuan pangan bergizi, beras berfortifikasi dan program pemanfaatan lahan pekarangan dalam bentuk bantuan bibit tanaman sayuran beserta sarananya,” tandasnya. (loet)