BagusNews.Co – Ratusan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) BEM Untirta, turun ke jalan menolak UU Cipta Kerja di Perempatan lampu merah, Ciceri, Kota Serang, Jumat, 31 Maret 2023.
Dalam aksinya, mahasiswa Untirta mengecam DPR RI yang menyetujui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Ciptaker), menjadi undang-undang (UU) meski sebelumnya dinyatakan inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kami mahasiswa Untirta Banten mendesak UU Cipta Kerja dicabut, karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Korlap Aksi Algi dalam orasinya.
Ia melanjutkan, berdasarkan hasil kajian mahasiswa, UU Cipta Lerja telah melanggar konstitusi. Sedikitnya lanjut Algi, UU Cipta Kerja melanggar tiga prinsip baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis yang harus dipegang teguh oleh pemerintah Indonesia.
“Terjadinya kerusakan sistem demokrasi dimana tidak adanya keterlibatan publik sebagai watch dog pemerintah atau rezim yang berkuasa. Kemudian kebijakan ini inkonstitusional bersyarat,” tegas Algi.
Masih dikatakan Algi, Mahasiswa Untirta Banten juga menuntut Mahkamah Konstitusi mengembalikan marwah konstitusi.
“Segera hentikan pengkhianatan terhadap konstitusi, merealisasikan sistem demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat, dan merevitalisasi lembaga pemerintahan yang sesuai dengan konstitusi,” pintanya.
Kepada pemerintah, Algi berharap untuk mengkaji kembali, materi-materi yang dirasa bertentangan agar tidak melanggar konstitusi.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk terus menggaungkan kebenaran dan menolak UU Cipta Kerja,” pungkasnya.
Pantauan BagusNews.Co, demo mahasiswa Untirta mendapat pengawalan ketat dari aparat Polres Kota Serang dan Polda Banten agar tidak terjadi kemacetan di jalur Serang-Merak.
“Kami menerjunkan 210 personel untuk mengawal jalannya aksi mahasiswa Untirta ini,” kata Wakapolres Kota Serang AKBP Hujra Soumena disela aksi.
Ia menambahkan, pengawalan dilakukan secara persuasif agar berjalan tertib dan aman.
“Kita kawal secara persuasif, agar unjukrasa bisa berjalan dengan tertib dan aman saat menyampaikan aspirasinya. Apalagi kawan-kawan mahasiswa sedang puasa, sambil mengatur lalu lintas jalan agar tidak terlalu macet,” tutur Soumena. (Red/Misbah)