BagusNews.Co – Dalam upaya memperkuat daya saing daerah secara berkelanjutan, Sekolah Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Banten menyelenggarakan Kunjungan Lapangan ke Provinsi Banten. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendidikan diplomat muda Sesdilu angkatan ke-77, dengan fokus memberikan wawasan strategis dan solusi praktis bagi pengembangan potensi ekonomi daerah.
Salah satu fokus kunjungan yaitu sektor kelautan dan perikanan, khususnya industri udang, yang merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi Banten. Untuk mendukung perluasan pasar ekspor, Sesdilu Angkatan 77, bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, menggelar Lokakarya Peningkatan Akses Pasar Ekspor Bagi Pelaku Industri Udang ke Afrika melalui Mesir. Acara ini berlangsung secara hybrid di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dihadiri oleh delapan puluh peserta aktif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri, baik di dalam maupun di luar negeri, pemerintah daerah, KBRI Kairo serta akademisi pada Kamis 24 Oktober 2024.
Lokakarya tersebut bertujuan menggali peluang ekspor ke pasar Afrika melalui Mesir, yang dipandang sebagai pintu gerbang strategis bagi produk perikanan Indonesia untuk memasuki pasar Afrika yang lebih luas.
Direktur Sekdilu Kemlu, Harry Irawan, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam menciptakan peluang baru di pasar global. “Kementerian Luar Negeri siap bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan tindak lanjut konkrit dari Lokakarya ini” ujar Harry.
Selain itu, pengusaha Mesir yang berpartisipasi melalui zoom platform turut menyampaikan bahwa Mesir saat ini membutuhkan banyak udang dari Indonesia, utamanya untuk memenuhi konsumsi pada sektor hospitality di Mesir. Saat ini, pemenuhan kebutuhan produk perikanan Mesir hampir semuanya diimpor, terutama dari Persatuan Emirat Arab. Para narasumber, baik dari Indonesia maupun Mesir, menyepakati bahwa tantangan utama importase udang ke Mesir adalah bea masuk yang cukup tinggi. Tantangan tersebut diharapkan dapat diatasi melalui peningkatan hubungan dagang antara RI dan Mesir, dalam bentuk perjanjian dagang baik PTA maupun FTA.
Sebagai bagian dari program pendidikan, peserta sesdilu diharapkan dapat memetik pelajaran berharga dari interaksi dengan pelaku usaha dan pejabat daerah, sehingga lebih memahami tantangan, kebutuhan, dan peluang yang ada di lapangan. Kegiatan ini juga diharapkan memberikan dampak jangka panjang yang nyata bagi pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Banten, khususnya industri udang.(Red/Dede)