BagusNews.Co – Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran menggelar acara Sarasehan Budaya. Acara yang bertemakan ‘Berbudaya, Berjiwa dan Bermanusia’ tersebut dihelat di Padepokan Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Minggu (16/4/2023) malam.
Dalam kegiatan sarasehan budaya tersebut terdapat serangkai kegiatan, diantaranya Orasi Budaya yang langsung dibawakan oleh Pimpinan Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran Abah Elang Mangku Bumi, Budayawan hingga sejumlah mahasiswa.
Tidak hanya itu, usai sarasehan budaya tersebut, Abah Elang Mangku Bumi bersama sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa melakukan deklarasi Rumah Toleransi yang berada di Padepokan Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang.
Pimpinan Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran Abah Elang Mangku Bumi mengatakan, kegiatan sarasehan budaya tersebut merupakan hasil dari sebuah perenungan terkait bagaimana peran para pemuda-pemudi saat ini.
“Maka Abah mencoba untuk menghangatkan kembali ingatan-ingatan mereka tentang muatan budaya lokal. Karena salah satu hal yang bisa menangkal radikalisme, terorisme, ekstrimisme ialah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi,” ungkap Abah Elang Mangku Bumi usai Saresehan Budaya.
“Dan salah satu nasionalisme yang tinggi itu berawal dari tidak pernah melupakan nilai-nilai budaya,” sambungnya.
Dikatakan Abah Elang Mangku Bumi, rumah toleransi tersebut menjadi rumah bagi seluruh pemuda-pemudi Indonesia untuk dapat berbuat seperti yang telah dilakukan oleh pemuda-pemudi pada saat tahun 1928 yang lalu.
“Tujuannya, kami akan tetap menjaga kebhinekaan, menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta menjadikan Indonesia bukan cuma menjadi negara yang kuat, tapi negara yang memiliki daya tarik yang tinggi bagi negara-negara yang lain serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang digdaya di Asia Tenggara,” jelasnya.
Kedepannya, dirinya akan melakukan secara berkelanjutan kepada rumah toleransi tersebut, yakni dengan membangun rumah toleransi Kabupaten/Kota di Provinsi Banten untuk menjadi wadah kemajemukan dsri sekian banyak perbedaan ras, suku, budaya di Provinsi Banten pada khususnya.
“Sarasehan budaya itu salah satu produk dari rumah toleransi, gimana nanti kami tidak akan pernah berbicara tentang perbedaan-perbedaan. Tapi kami akan menjadikan perbedaan tersebut satu hal yang dapat dibanggakan bagi masyarakat Banten khususnya dan umumnya di Indonesia,” tandasnya.(Red/Dede)
