BagusNews.Co – Komnas Perlindungan Anak (KPA) Banten menyoroti maraknya anak-anak di bawah umur yang turun ke jalanan di Kota Serang.
Bahkan memasuki bulan suci ramadan, keberadaan anak-anak di bawah umur yang mencoba mengais rupiah semakin marak di sudut-sudut kota, dengan melakukan kegiatan mengamen, berdagang asongan, hingga mengemis.
Ketua KPA Provinsi Banten Hendry Gunawan mengatakan, keberadaan anak di bawah umur yang banyak ditemui turun ke jalanan di Provinsi Banten memang bukan hanya di Kota Serang saja. Namun sebagai ibukota, wajar bila Pemkot Serang harus serius melakukan penanganan dan penertiban.
Mantan aktivis mahasiswa yang akrab disapa Gugun ini melanjutkan, Kota Serang sebenarnya sudah memiliki Perda 2/2010 tentang Penyakit Masyarakat dalam menangani anak jalanan (anjal). Tetapi dalam hal penanganan anak jalanan yang dibutuhkan adalah upaya pembinaan dan rehabilitasi oleh pihak pemerintah itu sendiri.
“Bukan hanya penindakan atau penggunaan peraturan tentang penyakit masyarakat, karena anak jalanan biasanya memiliki latar belakang yang kompleks, seperti kemiskinan, keluarga yang tidak stabil, atau pengalaman trauma, sehingga memerlukan pendekatan yang holistik dan terpadu untuk membantu mereka kembali ke masyarakat,” kata Gugun kepada BagusNews.Co, Senin, 27 Maret 2023.
Ia menilai, Pemkot Serang selama inj masih belum serius menangani anak jalanan, sehingga penanganannya tidak maksimal.
“Pemkot Serang hanya sebatas melalukan razia dan mendata, llalu tidak ada tindak lanjut lagi. Jadi besonya para anak jalanan kembali ke jalan,” bebernya.
Menurut Gugun, seharusnya Pemkot Serang mencontoh daerah lain dalam hal melakukan penanganan anak jalanan, yang menggunakan layanan terintegratif berupa Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI).
” PKSAI merupakan pusat layanan yang menyediakan berbagai jenis pelayanan, seperti pendidikan, kesehatan, pangan, dan perlindungan bagi anak-anak yang membutuhkan, sayangnya untuk di Banten masih belum ada,” tegasnya.
Masih dikatakan Gugun, Pemkot Serang terkesan tidak berupaya untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak jalanan, dengan berbagai alasan klasik.
“Memang ini bukan hanya tanggungjawab Pemkot Serang saja, melainkan kepedulian kita bersama dalam menuntaskan kasus anjal di Kota Serang, akan tetapi yang utamnya adalah pihak pemerintahnya itu sendiri,” tegasnya.
KPA Banten, tambah Gugusln, sejak dua tahun lalu pernah melakukan diskusi langsung dengan Pemkot Serang melalui Dinas Sosial, namun masih belum menemukan persepektif yang sama dalam memecahkan kasus anak jalanan di Kota Serang.
“Kami pernah diskusi langsung dengan Pemkot Serang terkait perlindungan anak, akan tatapi masih belum menemukan persepektif yang sama,” urainya.
Gugun menjelaskan, bahwa anak jalanan sebetulnya punya masa depan yang cemerlang, calon pemimpin masa depan, ketika oleh pemerintah di perhatikan dan di arahkan selaku pemangku kebijakan tentu mereka akan punya masa depan yang baik sebagai penerus bangsa.
“Kita tidak tahu nasib anak-anak jalan ke depan, siapa tau dua puluh tahun yang akan datang mereka bisa menjadi pemimpin dan pengganti posisi kita yang sudah tua sekarang,” tegasnya.
Ia hanya berharap agar Pemkot Serang lebih serius dalam menangani kasus anak-anak jalanan.
“Kalau Pemkot serius, bukan tidak mungkin Kota Serang mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak tahun 2023,” pungkas Gugun.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang Toyalis mengungkapkan, Pemkot Serang melalui Dinsos tidak pernah berpangku tangan menangani keberadaan anak jalanan dan pengemis.
Menurutnya, Dinsos Kota Serang sudah melakukan pembinaan dan penindakan, bekerjasama dengan Polres Kota Serang
“Yaa kita sudah lakukan pembinaan dan penindakan, bahkan pekan lalu kami juga melakukan asesmen untuk mendata para anak jalanan dan pengemis di Kantor Polres Kota Serang,” kata Toyalis saat ditemui BagusNews.Co di kantornya, Senin, 13 Maret 2023.
Ia melanjutkan, saat dilakukan penindakkan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kota Serang, yang diamankan tidak hanya anak jalanan dan pengemis, namun juga pengamen jalanan, pengamen yang mengenakan pakaian badut, hingga manusia silver.
“Semuanya sudah kita data satu-persatu tentang indentitas mereka, untuk di tindak lanjuti, agar meraka tidak kembali ke jalan. Kita juga lakukan pembinaan sebelum mereka diizinkan kembali pulang ke rumahnya masing-masing,” bebernya. (Red/Misbah)