Home / Daerah

Kamis, 17 April 2025 - 15:13 WIB

Penampang Air di Kabupaten Serang Jebol, 124 Hektare Sawah Terancam Gagal Tanam

Dul Salim, Ketua Poktan Panca Intan V, saat diwawancarai wartawan di kantor Desa Ragas Masigit pada Selasa, 15 April 2025.

Dul Salim, Ketua Poktan Panca Intan V, saat diwawancarai wartawan di kantor Desa Ragas Masigit pada Selasa, 15 April 2025.

BagusNews.Co – Sebuah penampang air yang menghubungkan aliran Sungai Ciujung dengan ratusan hektare sawah di Kampung Periuk, Desa Ragas Masigit, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, telah jebol sejak beberapa bulan lalu.

Kejadian tersebut berdampak signifikan terhadap lahan pertanian seluas 124 hektare yang dikelola oleh lima kelompok tani (Poktan), yang kini terancam gagal tanam karena kurangnya pasokan air.

Dul Salim, Ketua Poktan Panca Intan V, menjelaskan bahwa tanda-tanda kerusakan penampang air sudah terlihat sejak Desember 2024.

“Kejadiannya itu sebenernya mah dari Desember itu udah kelihatan, cuma jebolnya pas musim hujan kencang-kencangnya itu loh. Sekitar bulan Januari atau Februari kemarin,” ungkapnya saat berbincang dengan wartawan di kantor Desa Ragas Masigit pada Selasa, 15 April 2025.

Salim juga menjelaskan bagaimana setelah penampang jebol, aliran air justru mengalami pembalikan.

Baca Juga :  KNPI Kota Serang Apresiasi GP Ansor Dirikan Posko Mudik Gratis

“Jadi airnya itu bukannya ke sawah, malah balik lagi ke Sungai Ciujung. Dan ujung-ujungnya ke laut,” tuturnya.

Awalnya, warga tidak terlalu memperhatikan kerusakan ini karena hujan masih tergolong normal. Namun, Salim menegaskan bahwa perbaikan penampang air bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan secara sembarangan oleh masyarakat.

“Itu kan kerjaan berat gitu kan, itu harus pakai beko istilahnya kalau mau dibetulkan sepermanen mungkin mah,” lanjutnya.

Selama hampir tiga dekade, penampang air tersebut menjadi sumber crucial bagi petani di desanya.

“Andalan warga Ragas Masigit itu ya dari situ airnya. Jadi yang kena imbasnya itu ada 5 Poktan, yaitu Poktan Panca Intan 1, 2, 4, 5, dan 6,” jelas Salim lagi.

Ia menambahkan bahwa penampang air dibangun sejak tahun 1995 dan telah menjadi kunci untuk mengaliri 124 hektare sawah yang dikelola.

Baca Juga :  GMNI Desak Pemkot Serang Evaluasi Pengelolaan RKUD di Bank Banten

Salim sangat khawatir jika penampang air tidak segera diperbaiki, semua usaha para petani akan sia-sia.

“Jadi kalau enggak dibetulkan, petani enggak ak bakal ke sawah. Karena enggak ada air, dan itu satu-satunya sumber air. Soalnya kalau mengambil dari Ciujung juga jauh,” tegasnya.

Harapannya, pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah perbaikan.

“Biar petani ini bisa ke sawah lagi, untuk masa tanam yang kedua supaya juga bisa mendukung program swasembada pangan punya Pak Prabowo,” harapnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Yuli Saputra menyatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan ke lokasi.

“Alhamdulillah mereka langsung respons cepat dan datang ke lokasi kejadian, semoga dapat segera ditindaklanjuti untuk mengatasi permasalahan tersebut,” kata Yuli, menunjukkan komitmen untuk membantu petani setempat. (Red/Dwi)

Share :

Baca Juga

Daerah

Lolos Jalur Independen, Uday-Pujiyanto Ramaikan Persaingan Pilkada Kabupaten Pandeglang

Daerah

Peringati Hari Lahir Pancasila, Al Muktabar : Pancasila Relevan Dalam Tatanan Kehidupan

Daerah

Kejar Target Coklit Data Pemilih, Pantarlih Jangan Mangkir

Daerah

Tingkatkan Mutu Pendidikan, SDS YPWKS IV Cilegon Gelar Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka

Daerah

Pemkot Serang Akan Naikkan Gaji Honorer

Daerah

Sertijab Pj Gubernur Banten, Al Muktabar dan A Damenta Saling Beri Pujian

Daerah

Yedi Rahmat Akan Sampaikan Putusan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Melibatkan ASN di Kota Serang

Daerah

Susun Strategi Pemenangan Ganjar-Mahfud, Rano Karno Kumpulkan Tim Pemenangan Daerah