BagusNews.Co – Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Dadi Ahmad Roswandi mengapresiasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) baik itu di tingkatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota atas komitmen dalam percepatan penuruan stunting dengan menjadi Badan penyaluran dana Bapak/ Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) kepada Tim Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)d.
DASHAT merupakan pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil dan menyusui, baduta dan atau balita terutama pada keluarga yang kurang mampu.
Demikian hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Dadi Ahmad Roswandi pada saat membuka acara Rapat Koordinasi Pengendalian Penurunan Stunting, di Hotel Le Semar, Rabu (12/10/2022).
Dadi menyebutkan berdasarkan data Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari data yang dihimpun dan bersumber dari data PK21, BPS maupun Kemensos tercatat sebanyak 999.402 keluarga di Banten yang mengalami kemiskinan ekstrim yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota, sedangkan dilihat secara individu, kemiskinan ekstrim mencapai 4.109.807.
“ini sangat luar bisa, dari 12 juta penduduk Banten, 4 jutanya mengalami kemiskinan ekstrim, artinya sepertiga penduduk Banten mengalami kemiskinan ekstrim, ” ucap Dadi.
“Sementara itu, Provinsi Banten terdapat 1,3 juta keluarga stunting, dengan prevelensi stunting sebesar 24,5 % oleh karenanya perlu adanya upaya bersama agar dapat turun menjadi 14% di tahun 2024, yang artinya setiap tahunnya harus ada penurunan sebanyak 4%,” katanya
Terkait dengan hal tersebut, Dadi mengatakan saat ini BKKBN mempunyai program charity, yakni Bapak Asuh Anak Stunting yaitu gerakan peduli stunting melalui pemberian bantuan dari individu maupun perusahaan kepada keluarga beresiko stunting dengan pemberian makanan bergizi selama 6 bulan dan pendanaannya disalurkan melalui BAZNAS. Selanjutnya BAZNAS akan menyalurkan ke Dapur Sehat Atasi Stuning (DASHAT) yang ada di Kampung Keluarga Berkualitas untuk menyediakan makanan bergizi sebanyak tiga kali sehari kepada anak resiko stunting.
“Makanan yang diberikan pastikan harus benar-benar dikonsumsi oleh anak beresiko stunting, jangan sampai nanti yang makan bapak atau ibunya. Tim DASHAT ini juga akan memberikan penyuluhan kepada keluarga-keluarga beresiko stunting terkait menu-menu makanan bergizi dengan sumber daya pangan lokal, jadi makanan sehat dan bergizi tidak selalu harus mahal,” ucap Dadi.
Lebih lanjut Dadi menyampaikan di Tahun 2022 ini BKKBN Banten telah melakukan pembekalan dan sosialisasi terkait pemenuhan gizi seimbang dan tata cara pengolahan Makanan sehat dengan pemanfaatan panganan lokal kepada kepada 504 kader di 72 Kampung KB yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota. Ia juga menyebutkan ada kurang lebih sebanyak 30 Tim Dashat sudah mengelola program, bantuan BAAS ini, karena tim DASHAT tersebut sudah memiliki SK dari Kepala Desa atau Lurah setempat yang memang SK tersebut menjadi salah satu syarat pengelolaan bantuan program BAAS.
Pihaknya juga telah memberikan dukungan sarana berupa DASHAT Kit yang terdiri dari satu Set Kompor Gas 5.5 Kg beserta alat masak kepada 20 Tim DASHAT di Kampung KB. Ia juga men mengatakan bahwa BKKBN juga aka memberikan bantuan operasional kepada pengelola penurunan stunting di Kampung KB berkategri Mandiri atau berkelanjutan.
Sementara itu Wakil Ketua II Baznas Banten, HM Suhri Utsman menyatakan bahwa BAZNAS Banten siap membantu BKKBN dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting melalui penyaluran dana Bapak Asuh Anak Stunting kepada tim DASHAT di kampung KB.
“Hal ini sejalan dengan program yang ada di Baznas Banten, yaitu program bidang kemanusiaan yang di dalamnya menangani kesehatan dan ekonomi mustahik, nah bantuan penanganan stunting dan gizi buruk ini atau program BAAS tadi akan disalurkan melalui program ini,” katanya
Ia juga menyampaikan BAZNAS sangat mendukung program pemberian bantuan ini, karena Ia menilai kemiskinan ekstrem harus segera diatasi dan salah satunya adalah dengan pemenuhan gizi kepada masyarakat yang kurang mampu dengan kondisi gizi buruk.
“Setiap Keluarga beresiko stunting, satu harinya akan menerima bantuan tiap harinya sebesar Rp15.000 selama 6 bulan, berupa makanan bergizi siap santap dan juga akan dipantau perkembangannya,” ucapnya.
Dikatakannya bahwa BAZNAS Banten juga akan memberikan bantuan penanganan stunting untuk 50 orang dalam bentuk paket (6 bulan). Sementara Baznas Kabupaten Kota itu terpisah atau masing-masing.
“Baznas Kabupaten Serang serta Kota Tangsel, sudah menjalankan program pemberian bantuan dalam penanganan stunting dan gizi buruk melalui program bidang kemanusian dalam hal kesehatan,” ujar Suhri Utsman.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Perwakilan DP3AKKB Provinsi Banten, Kepala OPDKB Kabupaten/Kota, Ketua BAZNAS Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota, Perwakilan Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi banten, dan Perwakilan dari BKKBN Provinsi Banten.
Dalam kesempatan tersebut juga turut dilakukan penandatangan MoU antara BAZNAS Kabupaten/Kota dengan OPD KB Kabupaten/Kota sebagai wujud komitmen bersama terhadap percepatan penurunan stunting di Banten melalui pemenuhan gizi kepada keluarga beresiko stunting dengan program Bapak Asuh Anak Stunting dan Dapur Sehat Atasi Stunting.***