Perubahan Iklim Ancaman Bagi Ketahanan Nasional
Oleh : Nadiah Amanda, Naila Ananda Risa, Kheria Yulia Ningrum
Saat ini terjadi perubahan iklim tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Perubahan iklim sendiri memiliki dampak yang besar, yakni dapat mempengaruhi kesehatan manusia, keamanan pangan nasional maupun global, pembangunan ekonomi, hingga dapat memicu terjadinya perang antar negara.
Dapat dikatakan demikian, sebab perubahan iklim dikenal sebagai ancaman pengganda oleh para ilmuan, dan juga ditetapkan sebagai a threast multiplier which extrabates existing trends, tensions, and instability melalui Majelis Tinggi Uni Eropa bidang masalah kebijakan luar negeri dan keamanan.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat global, PBB menetapkan 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim termasuk dalam SDGs, yakni berada pada urutan ke 13 dimana melalui SDGs berupaya melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim demi mencegah berbagai hal buruk yang kiranya akan terjadi.
Langkah yang akan dilakukan adalah; meningkatkan daya tahan dan kemampuan adaptasi negara global dalam hal menghadapi hal-hal berbahaya berkaitan dengan iklim dan bencana alam, memadukan ukuran-ukuran terkait perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi, ataupun perenanaan nasional, meningkatkan pendidikan serta penyadaran dan fasilitas terkait manusia maupun institusi terhadap segala hal berkaitan dengan mitigasi perubahan iklim, adaptasi, hingga upaya pengurangan dampak serta peringatan dini.
Indonesia sendiri sebagai salah satu negara besar yang terkenal sebagai negara agraris, dan negara maritim diketahui memiliki masyarakat dengan mata pencaharian yang rentan jika berkaitan dengan perubahan iklim. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, petani ataupun pekerjaan lain yang mengandalkan alam, memiliki kerentanan yang tinggi karena dengan adanya perubahan iklim akan mempengaruhi pendapatan mereka yang bergantung pada alam.
Sebagai bentuk pertanggung jawaban negara untuk menjaga warga negara dalam hal ini Indonesia memiliki konsep ketahanan nasional yang dapat diformulasikan sebagai kemampuan masyarakat suatu negara dan bangsa dalam menghadapi segala tantangan, hambatan, gangguan, hingga ancaman yang membahayakan kehidupan warga negara serta keberlangsungan dari suatu bangsa. Perubahan iklim ini dianggap sebagai ancaman non-negara.
Terdapat dua konsep yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya dalam menghadapi ancaman yang disebabkan oleh perubahan iklim, yakni mitigasi yang merupakan upaya dalam mengatasi penyebab dalam hal ini adalah penyebab perubahan iklim, dan adaptasi sebagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka penyesuaian terhadap iklim.
Mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global serta perubahan iklim di masa depan. Dalam hal ini pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan beberapa program, sebagai contoh adalah program diversifikasi sumber energi melalui Perpres No. 5 Tahun 2006 dan Perpres No. 61 Tahun 2011 yang mengatur tentang penuruan emisi nasional sebanyak 26 persen dengan usaha sendiri dan sebesar 41 persen apabila memperoleh bantuan dari luar negeri hingga tahun 2020.
Sedangkan dalam upaya adaptasi ditetapkan tiga strategi, yakni dengan melakukan adaptasi fisik, sosial-ekonomi, dan SDM. Misalnya, pembuatan tembok penahan gelombang laut sebagai contoh adaptasi fisik. Peralihan mata pencaharian masyarakat dari yang awalnya mengandalkan alam sebagai contoh adaptasi sosial-ekonomi, dan melakukan upaya pelatihan manajemen pasca panen sebagai upaya adaptasi SDM.
Langkah-langkah tersebut perlu dilakukan sebab perubahan iklim memiliki dampak yang luas berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam faktor iklim itu sendiri saat ini terjadi pemanasan suhu bumi yang menyebabkan menipisnya ketebalan salju dan lapisan es yang mengakibatkan peningkatan permukaan laut, banjir rob akibat peningkatan permukaan laut, pergeseran bulan basah dan kering, dan masih banyak lagi.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada perubahan iklim ini bisa mengakibatkan banyak bencana alam di dunia terutama Indonesia. Bencana Hidrometeorologi menjadi tren fenomena pada saat ini, banyak sekali bencana yang melanda beberapa daerah seperti Banjir, Longsor, dan juga kebakaran hutan dan lahan.
Hidrometeorologi sendiri merupakan bencana yang terjadi di Atmosfer (meteorologi) hidro (Air) dan lautan (Oseanografi) bencana hidrometeorologi disebabkan karena parameter meteorologi seperti hujan, suhu, kelembapan dan angin, fenomena ini juga diperparah oleh meningkatnya kerusakan alam akibat aktivitas-aktivitas manusia yang menjadi penyebab sering terjadinya bencana alam.
Dampak lainnya yang dapat terlihat akibat perubahan iklim adalah mengenai cuaca ekstrem seperti yang terjadi saat ini, seperti suhu cuaca panas yang meningkat dan turun hujan yang lebat menimbulkan banyak dampak yang serius baik bagi tubuh manusia maupun bencana alam yang ditimbulkan.
Perubahan iklim yang terjadi pada saat ini tentu saja berdampak sangat besar pada beberapa sektor, terutama di sektor kesehatan, dimana meningkatnya suhu bumi tentu saja mampu membuat bakteri dan virus muncul sehingga menyebabkan berbagai penyakit dan menjadi wabah bencana di beberapa wilayah.
Berikut dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem terhadap lingkungan:
Kekeringan
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia, namun pada saat ini cuaca di musim kemarau terasa berbeda jika dibandingkan dengan musim kemarau sebelumnya, karena sinar matahari dianggap lebih panas dari sebelumnya, Saat musim kemarau panjang tiba masyarakat mulai mengeluhkan kekeringan yang terjadi di hampir di berbagai negara baik negara maju ataupun berkembang, salah satu contohnya di Indonesia banyak terjadi krisis air bersih yang diakibatkan oleh perubahan cuaca. Kekeringan merupakan dampak dari perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Bencana Alam (Banjir dan longsor)
Perubahan cuaca yang diakibatkan oleh pemanasan global mampu memberikan dampak besar pada lingkungan sekitar, bencana hidrometerelogi merupaka bencana yang disebabkan tidak menentu ya kondisi iklim, salah satu contohnya adalah intensitas hujan bisa sangat lebat dan bisa hanya sedikit.
Bencana hidrometeorologi dipercaya mampu memberikan dampak yang sangat luas, menurut data pusat data bencana internasional, The Internasional Disaster Database EM-DAT, bencana hidrometeorologi mampu mencakup 50 persen dari keseluruhan total bencana yang terjadi di Dunia, dengan kerugian yang ditimbulkan hampir 1,67 triliun dollar AS atau sekitar 25 kuadriliun.
Kebakaran hutan
Akibat meningkatnya suhu panas menyebabkan benda disekeliling hutan menjadi mudah terbakar dahan, ranting, daun kering yang ada di hutan akibatnya terjadi kebakaran hutan yang meluas, meskipun kebakaran hutan sudah mendapat perhatian khusus namun kewaspadaan pada perubahan cuaca kali ini harus semakin ditingkatkan.
Meningkatnya suhu ENSO (El Nino Southern Oscillation)
La Nina dan El Nino merupakan dampak besar yang terjadi akibat perubahan iklim yang terjadi, terjadinya La Nina dan El Nino sekitar 7-5 tahun sekali namun pada saat ini waktu terjadinya semakin singkat menjadi sekitar 3-5 tahun sekali terjadi. La Nina mampu membawa curah hujan menjadi lebih tinggi yang berakibat terjadinya bencana banjir dan El Nino mampu membawa cuaca panas yang ekstrim dan mampu menyebabkan kekeringan panjang karena tidak turunnya hujan.
Berikut dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem terhadap kesehatan:
Flu dan Batuk
Penyakit ini yang disebabkan oleh virus influenza ini menjadi penyakit musiman bagi masyarakat Indonesia namun kali ini flu dan batuk yang diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia terbilang cukup lama karena perubahan iklim yang tidak menentu
Muntaber
Pada bulan Mei hingga bulan Juli kasus muntaber terbilang cukup sering terjadi dan penderitanya mulai dari bayi hingga orang dewasa terjangkit muntaber, muntaber saat ini menjadi penyakit menular yang banyak ditangani oleh tenaga kesehatan.
Dehidrasi
Bagi beberapa orang yang memiliki aktivitas diluar ruangan cuaca panas ekstrem pada saat ini mampu meningkatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) sehingga membutuhkan banyak asupan cairan untuk memenuhi kebutuhan air.
Bahkan diketahui kualitas udara di Jakarta sejak awal Juni tahun ini memburuk. Indeks kualitas udara (AQI) Jakarta pertanggal 8 Juni 2023 berada pada level 111 AQI US dengan status tingkat polusi udara tidak sehat bagi kelompok sensitive. Bahkan pada tingkat tersebut, indeks kualitas udara Jakarta termasuk membaik dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Meskipun demikian angka pada level tersebut masih tidak sehat.
Berdasarkan pemaparan diatas, perlu diketahui bahwa perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang terjadi menyebabkan berbagai dampak dan perubahan lingkungan yang dapat mengancam ketahanan nasional sebuah negara.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perubahan iklim ini tidak hanya berpengaruh pada pembangunan, tetapi juga memiliki kaitan dengan keamanan sebuah negara karena dapat menjadi tantangan, hambatan, bahkan ancaman.
Selain itu, perubahan iklim juga dapat menjadi penyebab terjadinya konflik hingga perang, dimana hal tersebut berkaitan dengan keamanan manusia (human security).
Perubahan iklim dan anomali cuaca dapat mengancam berbagai bidang, seperti ancaman terhadap ketersediaan pangan, ancaman pada kesehatan manusia, ancaman bencana alam dan lain sebagainya yang dapat menjadi mengganggu ketahanan bagi sebuah negara.
Sebagai contoh, perubahan iklim yang terjadi dapat berdampak pada ketahanan pangan nasional. Hal tersebut berhubungan dengan sektor pertanian yang akan berdampak pada ketersediaan pasokan pangan. Akibat perubahan iklim tersebut, produksi pangan akan mengalami pelandaian dan stagnansi, sehingga berpeluang terjadinya penurunan produksi dalam skala tinggi.
Maka dari itu, perubahan iklim termasuk isu yang dapat mengancam ketahanan nasional di Indonesia. Dalam hal ini ketahanan nasional mencakup didalamnya berupa ranah keamanan nasional, dimana keamanan nasional disini dipahami sebagai sebuah komponen pokok yang didalamnya dapat melindungi serta menjaga kepentingan nasional, dengan menggunakan kekuatan politik, militer, dan ekonomi untuk melawan ancaman yang berasal dari dalam maupun dari luar.
Pada negara demokrasi, keamanan nasional mencakup didalamnya yaitu keamanan negara, keamanan masyarakat, dan keamanan insani (state security, public security, dan human security).
Perubahan iklim juga memiliki kaitannya terhadap peningkatan bencana, seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, gelombang pasang, puting beliung yang kerap terjadi di Indonesia. Bencana alam tersebut dapat memberikan efek yang cukup besar terutama dalam sektor perekonomian dan lingkungan yang dapat menurunkan level ketahanan nasional.
Perubahan iklim berupa bencana alam ini dalam perspektif ketahanan nasional dianggap sebagai gangguan dan ancaman nyata yang termasuk kategori ancaman yang dapat menggangu negara karena menyebabkan negara mudah dimasuki ancaman lain dari non-state sector.
Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi tentu saja akan mendatangkan ancaman dalam berbagai lini kehidupan, seperti ketersediaan pangan yang dapat menyebabkan kelangkaan bahan pangan, kemudian jika kekeringan yang terjadi maka akan berdampak pada krisis air bersih, yang dapat menyebabkan terjadinya jual beli air bersih.
Kebakaran hutan yang dapat menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi hewan dan tumbuhan, hingga menghilangkan mata pencaharian, juga berdampak pada kualitas udara bagi Indonesia maupun negara lain. Yang mana semua hal tersebut akan berujung pada kualitas kesehatan manusia.
Jadi, perubahan iklim hingga menyebabkan cuaca ekstrem menjadi ancaman bagi sebuah negara, karena dapat mengancam keamanan serta ketahanan sebuah negara yang menyebabkan kerugian negara dan kerentanan bagi negara tersebut.
Penulis artikel adalah tiga mahasiswa semester 6, Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP Untirta dalam rangka memenuhi tugas kuliah