BagusNews.Co – Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Ail Muldi menilai jalannya debat Pilkada Kota Serang beberapa waktu lalu, belum dimanfaatkan para kandidat sebagai panggung penyampaian visi misi dan programnya.
Semestinya, kata Ail, paslon mampu mengurai persoalan yang ada dan menawarakan sebuah konsep pembangunan yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.
“Debat publik semestinya memperlihatkan sejauh mana gagasan yang dimiliki para kandidat untuk menjawab permasalahan atau pembangunan Kota Serang,” ungkap Ail, pada Senin 11 November 2024.
Selanjutnya, Ail juga menuturkan materi yang disampaikan oleh pada pasangan calon Ria-Badri terus mengulang kata kolaborasi dan sinergisitas. Tanpa menjelaskan substansi gagasannya.
“Boleh saja bicara kolaborasi dan sinergisitas, tapi gagasanya apa? Harus dipetakan siapa yang terlibat, sudah ada perencanaan strategi apa yang mau dilakukan, baru bicara kolaborasi. Harus punya arah kebijakan,” katanya.
Sementara untuk paslon Budi-Agis, kata Ail, sudah semangat dalam menyampaikan. Namun, banyak program yang belum dirasionalisasikan dalam konteks kebijakan, diantaranya program satu keluarga satu wirausaha.
“Ini kurang mampu mengkonstruksikan dalam kebijakan pemerintah. Ini harus dirumuskan bagaimana satu keluarga satu wirausaha, apakah bisa dijalankan dan bagaimana memfasilitasi program tersebut,” imbuhnya.
Sedangkan, untuk paslon Syafrudin-Heriyanto, kata Ail, terlalu monoton dan terpaku pada catatan. Padahal sebagai petahana seharusnya lebih menguasai permasalahan yang ada.
“Mereka ini kan incumben (petahana-red), kenapa terlalu dominan lihat kertas, mereka kan sudah berbuat, harusnya dia bisa bercerita apa yang sudah dilakukan, apa yang kurang dan apa yang perlu dilanjutkan dan diatasi lebih lanjut,” pungkasnya.(Red/Dede)