BagusNews.Co – Sampah masih menjadi momok mengerikan bagi Kota Serang, pasalnya hingga kini masih menjadi keluhan masyarakat Kota Serang dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang).
Hal itu diungkapkan Asisten Daerah (Asda) III Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian Kusna Ramdhani pada saat menghadiri Musrembang Kecamatan Serang.
Ia mengatakan, dari enam kecamatan yang menyelenggarakan Musrembang, persoalan sampah pasti masuk dalam pembahasan dan usulan pembangunan Kota Serang.
“Kalau sampah seluruh kecamatan ada lah. Itu pasti ada. Seluruh kecamatan pasti ada lah di enam itu ada sampah dan struktur, ungkap Kusna, Jum’at, 7 Februari 2025.
Ia menjelaskan, jika seharusnya dalam mengantisipasi persoalan yang ditimbulkan akibat sampah bisa diantisipasi mulai dari diri kita sendiri dengan membiasakan memilah dan memilih sampah yang akan dibuang.
“Sebenarnya sampah itu kan berawal dari diri kita sendiri sih. Sampah itu kalau memang dari awalnya kita tidak memilah-memilih dan meminimalkan sampah itu tidak akan ada,” kata Kusna.
Selanjutnya, Kusna berharap jika masyarakat juga mulai tertib dengan membuang sampah pada tempat yang seharusnya, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada drainase dan banjir yang diakibatkan oleh sampah.
“Ya, jadi saya sekarang kembali lagi ke ke masyarakat, tolonglah buang sampah dengan tertib di tempatnya, tidak di tempat yang bukan sewajarnya. Akhirnya kan mampet, mampet saluran mampet dan airnya banjir,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Serang Farach Richi menjelaskan, bahwa Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong yang dimiliki Kota Serang masih lebih baik dibandingkan TPSA yang ada di provinsi Banten.
“Yang paling mending itu TPS Cilowong Tapi kan metode pendamping kita sebagian, kita ada yang namanya kontrol Envil,” kata Farach
Selain itu, Farach mengaku bahwa dalam mengelola sampah pihaknya sudah menggunakan alat modern, namun hanya 30 ton perhari.
“Terus kita juga ada pengelolaan dengan mesin juga, memang saat ini baru 30 ton per hari dari kapasitas 100 ton per hari. Karena kalau 100 ton itu kan harus 24 jam. Kita kan tenaga tidak punya,” tutupnya. (Red/Lathif)